PENENTUAN
HARGA TRANSFER: BIRCH PAPER COMPANY
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Tahun Akademik 2012/2013
Oleh:
Dena Malsa (10090110010 )
Nurhalimah (10090110026 )
Tiara Mardiana (10090110028 )
Desti Sapitri (10090110031 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2013
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Birch Paper Company merupakan
perusahaan kertas berskala menengah, yang sebagian terintegrasi, memproduksi
kertas dan paperboard putih dan kraft. Sebagian dari hasil paperboard-nya
dijadikan bahan dasar kotak oleh divisi Thompson, kemudian dicetak (print)
dan diwarnai bagian luarnya.
Dalam proses produksinya Birch
Paper Company memiliki tiga divisi utama yang semuanya menjadi pusat laba di
dalam perusahaan. Ketiga divisi tersebut antara lain adalah Divisi Southern,
Divisi Thompson, dan Divisi Northern yang saling bekerja sama untuk dalam
produksi kertas. Ketiga divisi ini saling melakukan transfer barang satu dan
yang lainnya dan juga melakukan penjualan dan pembelian barang ke dan dari
pihak eksternal.
Setiap divisi dalam perusahaan
dinilai secara independen berdasarkan laba dan tingkat pengembalian
investasinya (ROI). Karyawan-karyawan pada level puncak perusahaan percaya
bahwa dalam beberapa tahun terakhir konsep desentralisasi telah sukses
dilaksanakan dan laba perusahaan posisinya dalam persaingan meningkat.
Perusahaan ini mengalami
kesulitan pengambilan keputusan mengenai penentuan harga transfer yang tepat.
Pertimbangan yang rumit selalu terjadi ketika peusahaan ini menerima penawaran
khusus dari pihak eksternal dengan harga yang berbeda dengan harga transfer
yang berlaku di dalam perusahaan. Untuk itu, analisis terhadap sistem
pengendalian manajemen penentuan harga transfer perusahaan produsen kertas ini
menarik untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Kebijakan-kebijakan yang
diterapkan oleh Birch Paper Company yang berkaitan dengan harga transfer
memiliki karakteristiknya tersendiri. Kebijakannya sendiri meliputi kebijakan
perusahaan secara umum dan kebijakan dari setiap manajer divisi atas divisinya
masing-masing. Untuk mengenali karakteristik dan kelemahan sistem penentuan harga
transfer Birch Paper Company kami menguraikan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Apa saja kebijakan/kondisi Birch Paper Company
yang berkaitan dengan Penentuan Harga Transfer yang mempengaruhi laba
perusahaan?
2.
Bagaimana dampak dari kebijakan tersebut
terhadap laba perusahaan dan pengambilan keputusan perusahaan?
II
PENENTUAN HARGA TRANSFER: BIRCH PAPER COMPANY
2.1 Landasan Teori
Harga Transfer
Untuk organisasi
yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi
unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme
transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual
khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan
unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying
divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai
yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang
setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer
yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1.
Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan
imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2.
Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit
usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3.
Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4.
Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer
sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena
melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer
juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan
merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan
merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat
penting.
Gambar 1
Skenario Harga Transfer
Syarat terpenuhinya harga transfer
Untuk terciptanya harga transfer
diperlukan beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut adalah:
1. System harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan
oleh suatu pusat laba untuk dapat menentukan trade–off yang optimum antara
biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan
trade-off antara biaya-pendapatan yang telah ditetapkan. Setiap pusat laba
harus dapat memaksimalkan laba perusahaan dengan jalan memaksimalkan laba
divisinya.
3. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus
dapat mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba
terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.
Penentuan Harga Transfer
Tentunya dalam
penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga,
secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu
pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terus
diperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya
adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan
seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok
luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya
sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga
transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut: (1) Harga
transfer berdasarkan pasar, (2) Harga transfer berdasarkan biaya, (3) Harga
transfer negoisasi.
(1)
Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga
transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer
yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai
sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada
kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan
adalah harga yang sewajarnya.
Namun
yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk
ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang
diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri
yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi
penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak
menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun,
jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan
harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga
kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan
biaya (cost-based transfer price).
Situasi ideal yang
harus ada dalam penetapan harga transfer berdasar harga pasar untuk mendorong
adanya keselaransan tujuan adalah:
1. Orang-orang yang kompeten.
1. Orang-orang yang kompeten.
2. Atmosfer
yang baik.
3. Harga pasar.
4. Kebebasan
memperoleh sumber daya.
5. Informasi
penuh.
6. Negosiasi.
Jika semua
kondisi di atas terpenuhi, maka system harga transfer berdasarkan harga pasar
dapat menghasilkan keselarasan cita-cita dan tidak membutuhkan administrasi
pusat.
(2) Harga Transfer
Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode
penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual
dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif
mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya
sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika
seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga
menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi
kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai
harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap
transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya
berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan
biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan
harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam
bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full
cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable
cost plus fixed fee).
Dasar Biaya
Dasar yang
umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak boleh digunakan karena faktor
inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian. Jika biaya
standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar
yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut.
(3) Harga Transfer Negoisasi (Negotiated
Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga,
beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama,
pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat
desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih
baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain
dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian
mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat
pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada
akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan.
Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya
pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara
kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli.
Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan
diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Markup Laba
Dalam menghitung markup
laba, terdapat dua keputusan yang digunakan. Markup ditentukan atas dasar
penentuan tingkat laba dan besarnya laba. Dasar penentuan tingkat laba ini bisa
dilakukan berdasarkan biaya dan dapat dilakukan berdasarkan return atas investasi.
Kesulitannya adalah bila berdasar biaya tidak memperhitungkan investasi yang
dilakukan. Sebaliknya, jika berdasar investasi, sulit untuk menentukan besarnya
investasi yang layak diperhitungkan.
Masalah kedua dalam
penyusunan laba adalah besarnya jumlah laba. Persepsi manajemen senior atas
kerja keuangan dari suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang
ditunjukkan oleh pusat laba tersebut. Konsekuensi, jika mungkin penyisihan laba
harus dapat mendekati tingkat pengambilan yang akan diperoleh seandainya unit
usaha tersebut merupakan perusahaan independen yang menjual produknya ke
konsumen luar. Bebagai pendekatan yang bisa dilakukan adalah:
1. berdasarkan laba jika divisi penjual dianggap sebagai unit usaha yang independen (pusat laba).
2. Berdasarkan taksiran “return” atas investasi yang dilakukan.
3. Jika divisi penjual, selain mentransfer produknya ke divisi pembeli juga menjual ke pihak lain maka laba dapat ditentukan dari persentase profit marjin rata-rata berdasar harga pokok standar.
4. Dengan menggunakan profit marjin perusahaan lain jika produknya sama.
1. berdasarkan laba jika divisi penjual dianggap sebagai unit usaha yang independen (pusat laba).
2. Berdasarkan taksiran “return” atas investasi yang dilakukan.
3. Jika divisi penjual, selain mentransfer produknya ke divisi pembeli juga menjual ke pihak lain maka laba dapat ditentukan dari persentase profit marjin rata-rata berdasar harga pokok standar.
4. Dengan menggunakan profit marjin perusahaan lain jika produknya sama.
2.2 Kelemahan
Penentuan Harga Transfer Birch Paper Company
Sistem harga transfer pada Birch Paper Company tidak
berjalan dengan baik karena perusahaan terlalu fokus dalam ROI dan laba masing-masing
divisi. Pada kasus ini kendala timbul ketika divisi Northhern mendapatkan
penawaran divisi Thompson yang harganya lebih mahal dibandingkan penawaran dari
pihak diluar perusahaan yang mampu memberikan harga yang lebih kompetitif,
yaitu penawaran dari West Paper Company dan Eire Paper, Ltd. Tingginya harga
transfer antara divisi Thompson dengan divisi Northhern sebenarnya bukan semata
kesalahan dari pihak Thompson. Divisi Thompson terpaksa memberikan penawaran
yang tinggi yaitu $480 karena harga transfer dari dividi Southhern sebagai
pemasok divisi Thompson memang sudah tinggi yaitu $430, selain itu pihak
Thompson tentunya juga menginginkan markup ats produk yang dihasilkan. Dari
sudut pandang ini dapat kita simpulkan seharusnya ada efisiensi di divisi
Southern supaya biaya transfer antara divisi selanjutnya dapat ditekan atau
dengan melakukan perombakan secara besar-besaran sistem harga transfer yang ada
dalam perusahaan agar perusahaan bisa kembali kompetitif.
2.3 Saran-saran dalam
Penentuan Harga Transfer Birch Paper Company
Sistem harga transfer akan
berjalan lebih baik jika ada penilaian kinerja yang berimbang, misalnya untuk
divisi yang menangani sektor yang susah untuk menghasilkan laba dinilai dengan
EVA atau menjadikannya sebagai pusat beban atau pusat investasi. Sehingga
tujuan divisi-divisi yang ada dalam perusahaan, yaitu menghasilkan laba selaras
dengan tujuan umum perusahaan dalam mencari laba, contohnya untuk mengejar
target laba divisi akhirnya divisi menjual aset-aset perusahaan yang ada di
dalam divisinya, target laba divisi akan tercapai, laba akan naik, tetapi
nmenjual aset perusahaan tentunya akan merugikan perusahaan.
Wakil Presiden harus melakukan
suatu tindakan dalam penentuan harga trasfer tersebut,sehingga permasalahan
yang seperti ini tidak terulang lagi dan jika diperlukan manajemen puncak
mengubah soal independensi manajemen bawah dalam menerima kontrak atau
penawaran. Jika manajemen puncak diperlukan dapat memesan penerimaan lain,
setiap divisi idealnya harus mengestimasikan harga normal pasar diluar dengan
penyesuaian untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Yang paling
penting disini adalah kesadaran akan kekurangan-kekurangan dan kepastian bahwa
prosedur administratif yang ada digunakan untuk menghasilkan keputusan yang
tepat.
III
KESIMPULAN
Birch Paper Company merupakan
perusahaan kertas berskala menengah, yang sebagian terintegrasi, memproduksi
kertas dan paperboard putih dan kraft. Perusahaan ini
mengalami kesulitan pengambilan keputusan mengenai penentuan harga transfer
yang tepat. Pertimbangan yang rumit selalu terjadi ketika peusahaan ini
menerima penawaran khusus dari pihak eksternal dengan harga yang berbeda dengan
harga transfer yang berlaku di dalam perusahaan.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari
sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini
mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing
didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar
divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan
unit divisi pembeli (buying divison).
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan
menggunakan metode-metode berikut: (1) Harga transfer berdasarkan pasar, (2)
Harga transfer berdasarkan biaya, (3) Harga transfer negoisasi.
Dalam menghitung markup laba,
terdapat dua keputusan yang digunakan. Markup ditentukan atas dasar penentuan
tingkat laba dan besarnya laba. Dasar penentuan tingkat laba ini bisa dilakukan
berdasarkan biaya dan dapat dilakukan berdasarkan return atas investasi.
Kesulitannya adalah bila berdasar biaya tidak memperhitungkan investasi yang
dilakukan. Sebaliknya, jika berdasar investasi, sulit untuk menentukan besarnya
investasi yang layak diperhitungkan.
Sistem harga transfer pada Birch
Paper Company tidak berjalan dengan baik karena perusahaan terlalu fokus dalam
ROI dan laba masing-masing divisi.
Sistem harga transfer akan berjalan lebih baik jika ada
penilaian kinerja yang berimbang, misalnya untuk divisi yang menangani sektor
yang susah untuk menghasilkan laba dinilai dengan EVA atau menjadikannya
sebagai pusat beban atau pusat investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2011. “Penetapan
Harga Transfer. http://karangtangis.blogspot.com/2011/01/penetapan-harga-transfer.html
Anonim 2. 2008. “Harga Transfer: Definisi, Penentuan, & Aspek Internasional”. http://sijenius.wordpress.com/2008/08/09/harga-transfer-definisi-penentuan-aspek-internasional/
Zahirsyah, Nadya. 2010. “Birch Paper Company”. http://nadyazahirsyah.blogspot.com/2010/11/birch-paper-company.html
Anonim 3. 2012. “Birch Paper”. http://www.termpapersmonthly.com/
Anonim 4. 2008. “Birch Paper Company: Penentuan HARga Transfer”. http://sijenius.wordpress.com/2008/08/11/birch-paper-company-penentuan-harga-transfer/
Alfian, Mohammad. 2011. “Birch Paper Company: Penentuan Harga Transfer”. http://blog.umy.ac.id/mustfee/2011/05/06/birch-paper-company-penentuan-harga-transfer/
Anonim 5. 2011. “Analisis Kasus Birch Paper Company”. http://heheoye-heheoye.blogspot.com/2011/10/analisis-kasus-birch-paper-company.html
Pertanyaan :
- Tawaran manakah yang harus diterima oleh Divisi Northen yang paling
memenuhi kepentingan Birch Paper Company?
- Apakah Kenton harus menerima tawaran ini? Mengapa
ya dan mengapa tidak?
- Haruskah wakil presiden
Birch Paper Company melakukan suatu tindakan?
- Dalam kontroversi yang telah dijelaskan sebelumnya, bagaimana system
harga transfer dapat menjadi disfungsional? Apakah permasalahan tersebut
membutuhkan adanya perubahan dalam kebijakan penentuan harga transfer
perusahaan secara keseluruhan? Jika ya, perubahan spesifik apakah
yang Anda sarankan?
Jawaban :
- Tawaran manakah yang harus diterima oleh Divisi Northen yang paling
memenuhi kepentingan Birch Paper Company?
Jawab :
Seharusnya tawaran yang harus diterima oleh Divisi
Northen yang paling memenuhi kepentingan Birch Paper Company adalah tawaran
dari Divisi Thompson sebesar $480 per ribuan unitnya meskipun tawaran
dari West Paper Company lebih murah daripada Divisi Thompson, yaitu sebesar
$430 per ribuan unitnya. Memang kelihatannya secara kasar hal ini dapat
merugikan Divisi Northen karena harga kotaknya lebih mahal daripada luar
divisi, akan tetapi, jika dianalisis, sebenarnya Divisi Thompson memiliki biaya
terendah dalam divisi mereka, yaitu sebagai berikut.
- Biaya Divisi Thompson adalah sekitar 70% pengeluaran Thompson sebesar
$400 berasal dari biaya lineboard dan corrugating medium. Biaya
untuk lineboard dan corrugating medium adalah sebesar 60%
dari harga jual. Maka, 70% x $400 x 60% = $128. Kemudian ditambah pengeluaran
lain-lain= $ 400x30% = $120, maka total biaya $ 288.
- Biaya untuk West Paper Company totalnya sebesar $ 430,
- Biaya untuk Eire Paper
$ 90x60% = $ 54 (Southern) ditambah $ 25 (Thompson), dan pasokan mereka
sebesar $ 432-5-36 = $ 312, jadi total biaya sebesar $ 391.
- Apakah Kenton harus menerima tawaran ini? Mengapa
ya dan mengapa tidak?
Jawab :
Mr Kenton
seharusnya tidak menerima tawaran dari West Paper karena tidak dalam
kepentingan terbaik perusahaan, tetapi pada saat yang sama dengan kebijakan
transfer yang ada, itu benar-benar terserah dia apa yang ada di kepentingan
terbaik divisinya . Saya percaya ia harus menerima tawaran dari Thompson karena
tidak hanya akan menghasilkan biaya terendah, tetapi juga akan mendorong
membeli dari dalam perusahaan.
- Haruskah wakil presiden
Birch Paper Company melakukan suatu tindakan?
Jawab :
Wakil presiden
Birch harus mengambil tindakan, tetapi tidak hanya melawan divisi ini. Saya
pikir dia perlu untuk mengambil tindakan dalam rangka untuk memperbaiki masalah
keseluruhan yang terkait dengan kebijakan harga transfer. Jika manajemen puncak
diperlukan dapat memesan penerimaan tawaran lain. setiap divisi idealnya harus
mengestimasikan harga normal pasar di luar dengan penyesuaian untuk biaya yang
tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika keputusan perolehan sumberdaya
mengalami hambatan, harga pasar merupakan harga transfer yang paling baik.
Mungkin ada beberapa contoh sistem harga transfer yang benar-benar memuaskan
dalam suatu organisasi yang rumit. Sama seperti pada banyak pilihan rancangan pengendalian
manajemen, sangatlah penting untuk mengambil tindakan-tindakan yang terbaik
dari antara yang kurang sempurna. Yang paling penting di sini adalah kesadaran
akan kekurangan-kekurangan dan kepastian bahwa prosedur administratif yang ada
digunakan untuk menghasilkan keputusan yang tepat.
4. Dalam
kontroversi yang telah dijelaskan sebelumnya, bagaimana system harga transfer
dapat menjadi disfungsional? Apakah permasalahan tersebut membutuhkan adanya
perubahan dalam kebijakan penentuan harga transfer perusahaan secara
keseluruhan? Jika ya, perubahan spesifik apakah
yang Anda sarankan?
Jawab :
Sistem harga
transfer disfungsional karena terlalu banyak berfokus pada sektor-sektor
individu membuat keuntungan dan laba atas investasi. Hal ini harus berfokus
pada keberhasilan dan keuntungan untuk perusahaan secara keseluruhan tidak
hanya keuntungan individu.
Ya, permasalahan
tersebut membutuhkan adanya perubahan dalam kebijakan penentuan harga transfer
perusahaan secara keseluruhan. Perubahan spesifik yang saya sarankan adalah
setiap divisi idealnya harus mengestimasikan harga normal pasar di luar dengan
penyesuaian untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika
keputusan perolehan sumberdaya mengalami hambatan, harga pasar merupakan harga transfer
yang paling baik. Mungkin ada beberapa contoh sistem harga transfer yang
benar-benar memuaskan dalam suatu organisasi yang rumit. Sama seperti pada
banyak pilihan rancangan pengendalian manajemen, sangatlah penting untuk
mengambil tindakan-tindakan yang terbaik dari antara yang kurang sempurna. Yang
paling penting di sini adalah kesadaran akan kekurangan-kekurangan dan
kepastian bahwa prosedur administratif yang ada digunakan untuk menghasilkan
keputusan yang tepat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar