LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
COCA
COLA AMATIL INDONESIA
LAPORAN
COMPANY AND COMPUS VISIT PROGRAM
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Laporan Company and
Campus Visit Program
Tahun
Akademik 2012/2013
Oleh :
Nurhalimah 10090110026
Kelas
A

PROGRAM
STUDI AKUTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2013
BAB
I
GAMBARAN
UMUM COCA COLA AMATIL INDONESIA
1.1
Sejarah Coca Cola Amatil Indonesia
Coca Cola didirikan pada tahun
1885 oleh John Pemberton dan kemudian dibeli oleh Asa Griggs Chandler. Saat ini
Coca Cola telah dijual di lebih dari 200 negara dengan berbagai maca varian dan
lini produk yang lain termasuk minuman energi.
Coca Cola pertama kali masuk
ke Indonesia pada tahun 1927 secara import dan pada tahun 1932 Coca Cola mulai
diproduksi di Indonesia. Pada saat Coca Cola mulai diproduksi di
Indonesia, Coca Cola hanya memiliki 25 pegawai dan tiga buah truk sebagai alat
distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan
independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk The Coca Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara
perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.
Salah
satu produsen dan distributor Coca Cola terbesar di dunia yang berkembang saat
ini adalah Coca Cola Amatil Limited. Perusahaan ini pertama kali berinvestasi
di Indonesia manusia yang berkualitas
dan handal, proses serta sistem dan teknologi yang terintegrasi perusahaan ini
berkomitmen untuk menyampaikan layanannya kepada konsumen.
Melalui
layanan pelanggan dengan teknologi yang terintegrasi, CCAI memastikan bahwa
produktivitas sumber daya manusia yang ada dapat menjaga kemudahan akses dan
waktu penyelesaian yang sesuai dengan Service
Level Agreement, dan mengubahnya menjadi peluang bisnis dan menciptakan Customer Value Management.
1.2
Status Coca Cola Amatil Indonesia
Coca Cola Amatil
Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi
minuman ringan bermerek Coca Cola, Fanta, Sprite, dan lainnya. Perusahaan ini
merupakan perpanjangan tangan dari perusahaan asing produsen minuman kelas
dunia yaitu The Coca Cola Company.
Perusahaan ini merupakan salah satu produsen minuman ringan yang terbesar di
Indonesia.
1.3
Struktur Organisasi Coca Cola Amatil Indonesia

Pimpinan tertinggi dari Coca Cola Amatil Indonesia di pegang oleh General
Manager. General Manager bertugas sebagai perencana fungsi organisasi serta
wakil perusahaan untuk berhubungan dengan dunia luar perusahaan, masyarakat,
dan pemerintah. General Manager membawahi langsung enam manager yang memimpin
masing-masing departemen ,yaitu Finance Manager, Human Resources Manager
yang membawahi Public Relations Manager, General sales, Business Service manager,
Technical Operation. Setiap Manager departemen membawahi seorang atau
beberapa supervisor atau officer.
1.3.1
Job Descriptions
Secara garis besar wewenang dan tanggung jawab ( Job Description) masing-
masing bagian adalah sebagai berikut:
Finance Manager
a) Bertanggung jawab atas penggunaan dan
pengawasan dana perusahaan.
b) Mengatur sumber-sumber pembiayaan perusahaan.
c) Bertanggung jawab atas tertib administrasi yang
berhubungan dengan sistem dan prosedur akuntansi.
d) Di dalam menjalankan tugsnya dibantu langsung
oleh:
e) Examiner Officer, yang melakukan
pemeriksaan (audit) di seluruh wilayah kerja.
f) Management Accounting Manager, yang
menganalisis semua penggunaan dana yang terjadi di perusahaan.
g) Financial Account Manager, yang
bertanggung jawab atas aliran kas yang terjadi di perusahaan.
h) Tax
& Account Receivable Manager, yang bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang berhubungan dengan pajak dan account receivable yang
terjadi kepada perusahaan.
i) Purchasing Officer, yang bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang berhubungan dengan pemesanan barang kebutuhan dari
seluruh bagian perusahaan.
Human Resources Manager
a) Menentukan kebutuhan tenaga kerja, pelaksanaan
mutasi atau promosi
b) karyawan, dan bertanggung jawab atas kelancaran
tugas operasional.
c) Bekerjasama dengan bagian bagian lain untuk
membina stabilitas kerja, tata tertib kerja, disiplin kerja, keamanan dan
kenyamanan dalam lingkungan kerja.
d) Di dalam menjalankan tugasnya dibantu langsung
oleh:
e) Industrial Relation Manager, yang
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ditimbulkan akibat hubungan kerja
antara karyawan dan perusahaan.
f) Learning & Develovment Manager, yang
bertanggung jawab atas perekrutan dan pengembangan karyawan.
g) Remuneration
Manager, bertanggung jawab atas imbalan dan benefit yang diterima karyawan
General
Sales Manager
Merencanakan dan
menentukan strategi penjualan dan pemasaran. Mengkoordinir bagian-bagian di
bawahnya atas tanggung jawab untuk ketetapan dan kebenaran laporan. Di dalam
menjalankan tugasnya dibantu langsung oleh:
a) Key Account Manager, yang bertanggung
jawab atas pelanggan khusus yaitu supermarket, minimarket, hotel,
restoran, dan café.
b) Customer Service System Manager, yang
bertanggung jawab kelancaran proses distribusi di seluruh wilayah kerja.
c) Area Marketing Manager, yang bertanggung
jawab membuat program pemasaran untuk meningkatkan penjualan dan menyediakan
informasi penjualan dan pemasaran perusahaan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
d) Regional Sales Manager, yang bertanggung
jawab atas seluruh kinerja wilayah kerjanya.
e) Traditional
Food Service Manager, yang bertanggung jawab atas pelanggan khusus yaitu
para pengusaha makanan yang mobile / berpindah-pindah
Business Service Manager
Bertanggung jawab
terhadap jalannya arus informasi di perusahaan. Membantu seluruh
kelancaranTechnical Operations & Logistic Managerinformasi yang berhubungan
dengan teknologi software dan hardware di seluruh bagian.
Membantu mengimplementasikan program baru yang dijalankan dari nasional. Di
dalam menjalankan tugasnya dibantu langsung oleh:
a) Maintenance & Engineering Manager, yang
bertanggung jawab atas seluruh peralatan produksi.
b) Quality System Manager, yang bertanggung
jawab atas seluruh system pada proses produksi.
c) Demand Operation & Planing Manager,
yang bertanggung jawab atas rencana produksi sesuai dengan permintaan.
d) Warehousing & Transportation Manager, yang
bertanggung jawab atas stok di distribusi.
e) Production Manager, yang bertanggung
jawab atas seluruh proses produksi.
f) Quality Assurance Manager, yang
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan kualitas
produksi.
g) General Technical Service Manager, yang
bertanggung jawab atas seluruh mesin-mesin secara umum.
Technical
Operations & Logistic Manager
a) Bertanggug jawab atas penyedian barang
yang cukup sesuai
b) dengan permintaan pasar menurut standar
kualitas yang sudah ditentukan dengan efesiensi kerja secara optimal.
c) Bertanggung jawab atas semua masalah yang
terjadi di pabrik.
d) Bertanggung jawab atas posisi keungan produksi.
e) Di dalam menjalankan tugasnya dibantu langsung
oleh:
f) Maintenance
& Engineering Manager, yang bertanggung jawab atas seluruh peralatan
produksi.
g) Quality System Manager, yang bertanggung
jawab atas seluruh system pada proses produksi.
h) Demand Operation & Planing Manager,
yang bertanggung jawab atas rencana produksi sesuai dengan permintaan.
i) Warehousing & Transportation Manager, yang
bertanggung jawab atas stok di distribusi.
j) Production Manager, yang bertanggung
jawab atas seluruh proses produksi.
k) Quality Assurance Manager, yang
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan kualitas
produksi.
l) General Technical Service Manager, yang
bertanggung jawab atas seluruh mesin-mesin secara umum.
Public Relations Officer
Public Relations
Officer bertugas membantu General manager sebagai wakil perusahaan untuk
berhubungan dengan dunia luar perusahaan, masyarakat, dan pemerintah, selain
itu juga bertanggung jawab dalam penyelesaian pengaduan konsumen dan
melakasanakan kegiatan sosial atas nama perusahaan. Membantu menyampaikan
berita atau promosi kepada pihak pers baik elektronik maupun surat kabar.
1.4 Aktivitas Coca Cola Amatil Indonesia
1.4.1
Penjualan & Pemasaran
Selain bertindak sebagai produsen dan distributor,
perusahaan Coca Cola Amatil Indonesia juga memasarkan dan menjual produk
Coca-Cola melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia,
memastikan bahwa produk Coca Cola Amatil Indonesia selalu tersedia di mana
saja, kapan saja. Saluran penjualan Coca Cola Amatil Indonesia terdiri dari
Foodstores (supermarket dan mini market di seluruh Indonesia) dan General Trade
(outlet tradisional). Dan dengan terbatasnya sumber daya dan kemampuan untuk
melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus berkomitmen untuk menciptakan
peluang kerja yang luas di sektor informal, Coca-Cola Amatil Indonesia juga
terdorong untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) melalui Manage Third Party (MTP) model di Indonesia. Sementara
melalui saluran (Modern Immediate Consumption) MIC, Coca Cola Amatil Indonesia
bekerjasama dengan berbagai hotel, restoran, dan café ternama untuk memberikan
penawaran menarik kepada para konsumen.
Coca Cola Amatil Indonesia juga memiliki program untuk
mendukung penjualan dan pemasaran produk-produk Coca Cola Amatil Indonesia,
sekaligus untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Strategi
pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event dan tren yang sedang
berlangsung, baik melalui promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, konser,
pameran, maupun iklan di berbagai media. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan
momentum tertentu, seperti demam Piala EURO 2004 atau SEA GAMES 2011. Dengan
memanfaatkan event berskala nasional dan internasional, Coca-Cola mencoba
tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
1.4.2
Manufaktur
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh
Coca-Cola Amatil Indonesia diproduksi langsung di Indonesia. Produk Coca Cola
Amatil Indonesia berasal dari bahan baku pilihan berkualitas tinggi dan
diproses melalui beberapa tahap: penyiapan bahan, pencampuran, pencucian,
pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan pengangkutan.
Saat ini ada delapan pabrik pembotolan yang tersebar
di seluruh Indonesia, yaitu di Cibitung-Bekasi, Medan, Padang, Lampung,
Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar. Semua pabrik diwajibkan untuk
mematuhi dan bahkan kerap kali melampaui standarisasi internasional dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pabrik Coca Cola Amatil Indonesia
juga teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja.
Selama ini pabrik-pabrik Coca Cola Amatil Indonesia di
Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The Coca-Cola Company atas
pencapaian standar yang melampaui pabrik-pabrik sejenis di dunia. Atas
kebanggan ini, Coca Cola Amatil Indonesia membuka kesempatan bagi semua orang
yang ingin melihat langsung proses produksi Coca Cola Amatil Indonesia yang
higienis dan berkualitas.
1.4.3 Distribusi
Mayoritas dari produk Coca Cola Amatil Indonesia
didistribusikan melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Produk-produk tersebut diangkut oleh truk berukuran besar, kemudian
didistribusikan ke pedagang-pedagang eceran dengan kendaraan yang lebih kecil.
Apabila diparkir berderetan, truk-truk penjualan Coca Cola Amatil Indonesia
akan membentuk garis sepanjang kurang lebih 17 km, membuat Coca Cola Amatil
Indonesia resmi menjadi salah satu perusahaan distribusi terbesar di Indonesia.
Diperkirakan lebih dari 80% produk-produk Coca Cola Amatil Indonesia dijual
melalui para pengecer dan grosir, di mana 90% diantaranya berasal dari kategori
pengusaha usaha kecil, dan mereka mempekerjakan kurang dari lima karyawan
dengan omset penjualan per tahun kurang dari Rp. 1 milyar. Satu hal yang perlu
dicatat, tim sales Coca Cola Amatil Indonesia yang sangat besar tak hanya
menjual produk-produk kepada para pelanggan tetapi juga memberikan tips dalam
menempatkan produk Coca-Cola. Sales supervisor Coca Cola Amatil Indonesia juga
teratur mengunjungi para pelanggan, memberikan bimbingan, serta menampung
masukan yang disampaikan para pelanggan.
BAB
II
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN COCA COLA AMATIL INDONESIA
2.1 Analisis Lingkungan
Pengendalian Coca Cola Amatil
Produksi pertama
Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di
Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.
Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan
dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga
tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna
memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal
tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung
menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000,
sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam
perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Amatil Indonesia
(CCAI).
Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000
orang, jutaan krat produk Coca Cola Amatil Indonesia didistribusikan dan dijual
melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.
Coca
Cola Amatil Indonesia juga didukung oleh pengendalian intern yang cukup
baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya
kemajuan teknologi yang digunakan dalam berbagai aktivitasnya dan sistem
informasi yang cukup mapan yang mampu
mendukung segala aktivitas perusahaan. Coca Cola Amatil Indonesia memiliki sistem
informasi manajemen yang cukup lengkap dan terinci untuk setiap fungsi
manajemennya. Sistem informasi manajemen tersebut antara lain:
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),
menyediakan informasi daritransaksi keuangan.
2.
Sistem informasi pemasaran (marketing information system),
menyediakan informasiuntuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan
pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information system).
4. Sistem informasi personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems)
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems)
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)
9. Sistem informasi penelitian dan
pengembangan (research and
development information systems)
10.
Sistem informasi teknik (engineering information systems)
Pengendalian
Intern Coca Cola Amatil Indonesia dinilai baik bukan hanya karena memiliki
teknologi yang unggul dan sistem informasi manajemen yang komplek saja. Hal ini
juga didukung dengan adanya lingkungan pengendalian (control environment) sebagai salah satu aspek penting dalam
struktur pengendalian intern suatu perusahaan. Lingkungan pengendalian Coca
Cola Amatil Indonesia diindikasikan oleh adanya loyalitas dan redibilitas yang
tinggi dari karyawan-karyawannya di berbagai tingkatan jabatan.
Loyalitas
dan kredibilitas ini muncul sebagai timbal balik atas pengelolaan sumber daya
manusia yang dijalankan oleh Coca Cola Amatil Indonesia ini. Perusahaan ini memiliki program pengembangan
karyawan, menerapkan nilai-nilai pedoman organisasi bagi para sumber daya
manusianya, dan mengutamakan keselamatan karyawan dalam segala aktivitas
perusahaan.
Pengembangan SDM selalu menjadi
fokus dari manajemen Coca-Cola Amatil Indonesia untuk mempersiapkan karyawan
yang kompeten, dinamis, dan berdedikasi tinggi, sesuai dengan tujuan Coca Cola
Amatil Indonesia memberikan pelayanan
terbaik dan memuaskan bagi pelanggan.Dengan sejarahnya yang panjang di
Indonesia, Coca Cola Amatil Indonesia konsisten merekrut orang-orang muda
berpotensi untuk mengisi peran penting di perusahaan dan juga tetap membuka
peluang bagi para tenaga profesional
yang berpengalaman. Filosofi program pengembangan Coca Cola Amatil Indonesia
menekankan "Hands on Experience" yang dikombinasikan dengan coaching
dan mentoring secara terus menerus serta program pelatihan di dalam kelas.Coca
Cola Amatil Indonesia percaya bahwa pengelolaan yang baik atas kompetensi akan
mendukung performa bisnis secara keseluruhan. Untuk itu, kompetensi menjadi
jangkar dari proses pengembangan setiap karyawan Coca Cola Amatil
Indonesia, untuk memastikan mereka
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang tepat sesuai dengan yang
diperlukan, tidak hanya untuk mengerjakan pekerjaannya saat ini, namun untuk menghadapi kesempatan karir berikutnya.
CCAI
menerapkan nilai-nilai pedoman organisasi yang mengutamakan kenyamanan dan pengembangan karyawan demi terlaksananya
strategi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Nilai-nilai
tersebut meliputi:
1. People
(Orang); Mengembangkan Orang, mengakui kinerja dan menikmati apa yang kita
lakukan.
2. Passion (Semangat);
Semangat untuk bertindak dan mengambil tanggung jawab.
3. Customer
(Pelanggan); Memenangkan pelanggan kita
dari kita sendiri.
4. Innovation (Inovasi);
Selalu meneumkan cara yang terbaik.
5. Excellence
(Keunggulan); Melakukan pekerjaan yang ebsar setiap waktu.
6. Citizenship
(Kewarganegaraan); Melakukan hal yang tepat untuk perusahaan, masyarakat, dan
satu sama lain.
Melalui nilai-nilai pedoman organisasi yang
dijadikan standar pemeliharaan perilaku pegawai tersebut, CCAI mampu
menghidupkan nilainya di mata konsumen.
Keselamatan
dan kesehatan karyawan dalam bekerja Occupational
Health & Safety (OHS) bernilai sama penting dengan bisnis CCAI lainnya.
Setiap individu diharapkan untuk memberi kontribusi dalam menciptakan
lingkungan kerja yang aman, serta menerapkan perilaku yang mengutamakan
keselamatan. CCAI berusaha untuk selalu meningkatkan komitmen dan performa OHS
dalam menaati Undang-Undang dan standar OHS Coca-Cola Amatil. Budaya OHS
Diterapkan Melalui 7 Pilar: National OHS
Manual and Guideline, “Aktif Berbagi” (ABg), 5 Golden Rules, Near misses and Hazards Reporting System, Defensive
Driving and Riding, OHS Training, OHS Management System and Compliance Audit.
Melalui
ketiga melalui ketiga proses pengendalian sumber daya manusia di dalam
perusahaannya tersebut, CCAI membangun lingkungan kerja yang nyaman bagi
karyawan-karyawannya sehingga mampu membentuk lingkungan pengendalian
perusahaan yang mampu menjamin elemen struktur pengendalian intern lainnya
seperti pengendalian akuntansi dan prosedur pengendalian dapat berjalan dengan
semestinya. Sehingga dengan kondisi tersebut, CCAI akan memiliki pengendalian
intern yang kokoh yang mampu menjamin bahwa strategi-strategi bisnis perusahaan
dijalankan dengan semestinya dan pada akhirnya mencapai tujuan bisnis
perusahaan.
2.2
Kelemahan Lingkungan Pengendalian Coca Cola Amatil Indonesia
Coca Cola Amatil
Indonesia jika dilihat dari sisi lingkungan pengendaliannya hampir tidak
mempunyai kelemahan. Perusahaan memiliki kebijakan-kebijakan pengendalian
intern yang sangat lengkap, detail, terinci, dan dijalankan dengan baik oleh
setiap komponen yang terlibat di dalamnya. Akan tetapi CCAI masih memiliki satu
kekurangan yang dapat menjadi kelemahan perusahaan jika dibiarkan
berkelanjutan. Kekurangan tersebut adalah tidak tampaknya partisipasi eksternal
yang turut memperkuat lingkungan pengendalian perusahaan. Pembangunan
lingkungan pengendalian CCAI hanya diutamakan dari internal perusahaan.
Padahal, pengendalian intern perusahaan juga harus didkung oleh partisipasi
eksternal yang aktif.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Pengendalian
Intern Coca Cola Amatil Indonesia dinilai baik bukan hanya karena memiliki
teknologi yang unggul dan sistem informasi manajemen yang komplek saja. Hal ini
juga didukung dengan adanya lingkungan pengendalian (control environment)
sebagai salah satu aspek penting dalam struktur pengendalian intern suatu
perusahaan. Lingkungan pengendalian Coca Cola Amatil Indonesia diindikasikan
oleh adanya loyalitas dan redibilitas yang tinggi dari karyawan-karyawannya di
berbagai tingkatan jabatan.
Loyalitas
dan kredibilitas ini muncul sebagai timbal balik atas pengelolaan sumber daya
manusia yang dijalankan oleh Coca Cola Amatil Indonesia ini. Perusahaan ini memiliki program pengembangan
karyawan, menerapkan nilai-nilai pedoman organisasi bagi para sumber daya
manusianya, dan mengutamakan keselamatan karyawan dalam segala aktivitas
perusahaan.
Akan
tetapi lingkungan pengendalian CCAI masih memiliki satu kekurangan yaitu tidak
tampaknya partisipasi eksternal yang turut memperkuat lingkungan pengendalian
perusahaan.
3.2
Saran
Secara
keseluruhan CCAI telah memiliki lingkungan pengendalian yang baik yang mampu
membangun pengendalian intern yang handal yang mampu menjamin pelaksanaan
strategi-strategi bisnis perusahaan dengan baik sehingga tujuan bisnis perusahaan
dapat tercapai. Lingkungan pengendalian CCAI ini akan menjadi lebih handal jika
disertai dengan partisipasi aktif pihak eksternal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim
1. “Coca Cola Amatil Indonesia”. http://coca-colaamatil.co.id/
Nugroho,
Ramadani. 2013. “Laporan Kunjungan di Coca Cola Amatil”. http://ramadaninugroho.blogspot.com/2013/05/laporan-kunjungan-di-coca-cola-amatil.html
Anonim
2. 2011. “Laporan Company Visit Coca
Cola Amatil Indonesia”. http://tugaspom.wordpress.com/2011/12/08/laporan-company-visit-coca-cola-amatil-indonesia/
Anonim
3. 2013. “Pengendalian Intern”. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern
Anonim
4. 2013. “Pertimbangan Komponen-komponen Pengendalian Intern”. http://feelinbali.blogspot.com/2013/04/pertimbangan-komponen-komponen.html
makasih buat infonya gan, benar-benar informasi yang sangat menarikkunjungan yang asik hari ini, thank
BalasHapus